Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, Indonesia berperan penting dalam aksi perubahan iklim karena negara tersebut telah menetapkan target untuk mencapai net-zero emisi pada tahun 2060.
“Ini penting karena pembangkit listrik bertanggung jawab atas 60% emisi Indonesia.”
“Selain itu, Indonesia memiliki tujuan bersyarat untuk menghentikan penggunaan batubara secara bertahap pada tahun 2040,” katanya di Institute of Chartered Accountants in England and Wales ‘The Indonesia International Conference for Sustainable Finance and Economy‘ pada hari Selasa, menurut sebuah pernyataan ( ICAEW).
Akibatnya, katanya, pemerintah berkomitmen untuk tidak membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga batu bara baru untuk mencapai penyerap karbon pada tahun 2030.
“Ini penting,” kata Menteri, “Karena pembangkit listrik menyumbang 60% dari emisi Indonesia.”
Ia juga menyebutkan, sebagai bagian dari Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Harga, pemerintah baru-baru ini mengamanatkan penerapan pajak karbon (UU HPP).
Menurut Sri Mulyani, hal ini menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia untuk mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
Ia melanjutkan, kebijakan tersebut akan mendorong dan meningkatkan implementasi inisiatif Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) di sektor bisnis dan ekonomi dalam negeri.
Dia juga menyatakan bahwa program tersebut berupaya untuk memenuhi tujuan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) pada tahun 2030 dengan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional.
Konferensi ini juga menjadi pendahuluan kepresidenan G20 Indonesia, yang akan berlangsung pada tahun 2022. Konferensi ini membahas isu-isu keberlanjutan dan ekonomi, serta upaya kolaboratif antar negara dan sektor industri untuk memecahkan tantangan di masa depan.
Ini akan menjadi kepresidenan G20 pertama di Indonesia, menurut Sri Mulyani. Pada KTT Roma pada 30–31 Oktober 2021, Italia menyerahkan kepresidenan G20 kepada Indonesia.
“Tema Kepresidenan G20 Indonesia adalah ‘Recover Together, Recover Stronger’, mengungkapkan harapan dan kesiapan Indonesia untuk berpartisipasi dalam kemitraan global untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 dan meningkatkan kepercayaan global terhadap Indonesia,” tambahnya.