Contoh Akhlak Tercela dalam Kehidupan Sehari-hari, Kenali dan Perbaiki

Sebutkan 10 Contoh Akhlak Tercela yang seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dan cara untuk memperbaikinya. Baca sekarang untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Apakah Kamu sedang cari jawaban dari pertanyaan ini “Sebutkan 10 Contoh Akhlak Tercela?” MediaPost pada kesempatan ini akan menjawab pertanyaan ini sehingga kalian bisa menemukan Kunci jawaban dari “Contoh Akhlak Tercela” dengan benar dan tepat.

Tentu saja kami sangat menghargai berbagai pendapat dari para pakar (ahli), siapapun bisa menjawab, memberikan pertanyaan atau membenarkan dari jawaban yang sudah ada agar menjadi lebih tepat.

Pertanyaan :

Sebutkan 10 Contoh Akhlak Tercela

Jawaban :

  1. Sombong
  2. Licik
  3. Dusta
  4. Takabur
  5. TamakAngkuh
  6. Kikir
  7. Pelit
  8. Hasud
  9. Dengki
  10. Curang

Itulah jawaban secara singkat tentang “10 Contoh Akhlak Tercela” yang banyak orang cari dari pencarian google, yahoo, yandex dan juga situs pencari lainnya.

Kalian juga dapat membaca uraian jawaban dari soal Contoh Akhlak Tercela contoh akhlak tercela yang seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dan cara untuk memperbaikinya. Baca sekarang untuk menjadi pribadi yang lebih baik secara lengkap dan rinci pada pembahasan di bawah ini.

Mengenal dan Memahami Contoh-Contoh Akhlak Tercela dalam Kehidupan Sehari-hari

A. Latar Belakang

Akhlak merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki akhlak yang berbeda-beda, baik itu baik atau buruk. Dalam berbagai agama dan budaya, akhlak seringkali menjadi acuan bagaimana seseorang harus bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak tercela adalah akhlak yang buruk dan tidak sesuai dengan norma-norma agama dan budaya.

Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan contoh-contoh akhlak tercela dalam Islam, agar kita dapat memahami dan memperbaiki akhlak kita. Pemahaman dan perbaikan akhlak sangat penting dilakukan agar kita dapat hidup dalam harmoni dengan lingkungan sekitar dan menjalani kehidupan yang lebih baik.

B. Definisi Akhlak Tercela

Akhlak tercela disebut juga akhlak buruk atau mazmumah merupakan suatu perilaku yang dapat dikategorikan sebagai buruk dan tidak baik serta tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang dianut oleh suatu agama atau budaya. Definisi akhlak tercela ini sangat bervariasi tergantung dari keyakinan dan pandangan masing-masing individu. Namun, umumnya perilaku yang dianggap tercela meliputi perilaku curang, sombong, iri, dengki, dan sebagainya.

BACA JUGA:   Contoh Akhlak Terpuji Kepada Kedua Orang Tua

Maka dari itu, sangat penting bagi setiap individu untuk mengetahui dan memahami apa yang dikategorikan sebagai akhlak tercela sehingga dapat menghindari perilaku tersebut dan meningkatkan akhlak serta perilaku yang positif. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai beberapa contoh akhlak tercela dalam Islam yang seringkali ditemui dalam masyarakat.

C. Tujuan Artikel

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang apa itu akhlak tercela dan bagaimana contohnya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam Islam. Selain itu, tujuan juga adalah untuk memberikan wawasan dan motivasi bagi pembaca untuk memperbaiki diri dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami akhlak tercela dan bagaimana memperbaikinya, diharapkan pembaca dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan membantu lingkungan sekitar menjadi lebih baik pula.

Contoh Akhlak Tercela dalam Islam

Islam memiliki banyak ajaran yang mengatur tentang perilaku manusia. Salah satunya adalah akhlak, yang dalam bahasa Arab berarti adab atau perilaku. Dalam Islam, akhlak harus sesuai dengan tuntunan agama dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tidak jarang ada beberapa tindakan yang dapat dikategorikan sebagai akhlak tercela yang sangat tidak dianjurkan dalam agama ini.

Beberapa contoh akhlak tercela dalam Islam antara lain

Sombong

Sombong adalah sifat yang menunjukkan perilaku atau pandangan diri yang tinggi dan merasa lebih baik dari orang lain. Seseorang yang sombong seringkali menunjukkan perilaku yang menghina atau memandang rendah orang lain, dan cenderung untuk tidak menerima masukan atau kritik dari orang lain. Ini bisa mempengaruhi hubungan interpersonal dan membuat orang lain merasa tidak nyaman atau tidak dihargai.

Licik

Licik adalah sifat atau tingkah laku yang memanfaatkan situasi atau orang lain untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Orang yang licik seringkali bersikap curang dan memanipulasi orang lain demi kepentingan sendiri. Mereka mungkin tampak baik dan ramah pada orang lain, tetapi sebenarnya memiliki niat jahat. Kebiasaan licik dapat merugikan orang lain dan merusak hubungan interpersonal.

Dusta

Dusta adalah tindakan atau pernyataan yang disengaja dan tidak benar untuk menipu atau membuat orang lain percaya pada hal yang salah. Dusta bisa melibatkan kebohongan besar atau kecil, dan dapat merugikan orang lain atau mempengaruhi hubungan interpersonal. Dusta bisa merusak kepercayaan dan menimbulkan masalah dalam hubungan antarmanusia, dan seringkali dapat membawa konsekuensi buruk bagi pelaku dusta.

BACA JUGA:   Daya tahan sering dikenal dengan istilah

Takabur

Dalam Islam, takabur termasuk akhlak tercela yang sangat tidak dianjurkan. Islam menekankan pentingnya sikap rendah hati dan tidak sombong, dan memperingatkan terhadap bahaya dari takabur. Takabur dapat menimbulkan sikap yang angkuh dan memandang rendah orang lain, yang dapat merugikan hubungan interpersonal dan mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Hadits Nabi Muhammad SAW menyatakan: “Sesungguhnya Allah tidak akan memandang kepada orang yang sombong dan merasa dirinya lebih baik dari orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian, dalam Islam dianjurkan untuk memiliki sikap rendah hati, menghormati orang lain, dan berlaku jujur dan adil dalam segala hal. Ini akan membantu membangun hubungan interpersonal yang baik dan membuat hidup menjadi lebih bermakna.

Tamak

Dalam Islam, tamak termasuk akhlak tercela yang sangat tidak dianjurkan. Tamak berkaitan dengan keinginan yang berlebihan untuk memiliki lebih banyak harta, prestasi, atau kekayaan, dan seringkali membuat seseorang tidak merasa puas dengan apa yang dimilikinya.

Islam menekankan pentingnya kesabaran dan tidak terlalu memikirkan duniawi, serta memperingatkan terhadap bahaya dari tamak. Tamak dapat mempengaruhi hubungan interpersonal dan membuat seseorang menjadi tidak bahagia dan tidak puas dengan apa yang dimilikinya.

Hadits Nabi Muhammad SAW menyatakan: “Sesungguhnya seorang yang sangat menginginkan dunia akan menjauh dari Allah dan Allah akan menjauh darinya, sedangkan orang yang sangat menginginkan akan mendapatkan Allah dan Allah akan mendekatinya.” (HR. Tirmidzi)

Dengan demikian, dalam Islam dianjurkan untuk bersikap sabar dan tidak terlalu memikirkan duniawi, serta memiliki niat yang baik dan tidak hanya berfokus pada kekayaan atau keuntungan pribadi.

Baca juga : Contoh akhlak terpuji dan tercela

 Penyebab Terjadinya Akhlak Tercela

A. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang akhlak seseorang. Lingkungan yang tidak baik, seperti lingkungan keluarga yang kurang stabil, lingkungan sekolah yang kurang memperhatikan perkembangan akhlak, atau lingkungan masyarakat yang memperlihatkan tingkah laku buruk dapat membentuk akhlak yang tercela pada seseorang. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dan membentuk lingkungan yang baik agar akhlak seseorang terjaga dan berkembang dengan baik.

B. Faktor Kultur

Faktor kultur juga memainkan peran besar dalam pembentukan akhlak seseorang. Budaya dan tradisi yang ada di lingkungan tempat tinggal seseorang dapat mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang. Dalam beberapa budaya, misalnya, sikap sombong dan angkuh dapat diterima sebagai tanda kekuasaan dan kedudukan yang tinggi. Namun, dalam budaya lain, perilaku tersebut dapat dilihat sebagai tindakan yang tidak sopan dan tidak bermartabat.

BACA JUGA:   Salah satu aspek seni yaitu?

Peran orang tua dan guru juga sangat penting dalam membentuk akhlak anak-anak dan remaja. Orang tua dan guru harus memberikan contoh yang baik dan mengajarkan nilai-nilai positif sejak dini. Jika anak-anak dan remaja melihat orang dewasa yang berakhlak buruk, mereka pun akan mencontoh perilaku tersebut dan membentuk akhlak buruk pula.

Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk mempertimbangkan bagaimana budaya dan lingkungan mempengaruhi perilaku dan sikap mereka dan memastikan bahwa mereka membentuk akhlak yang baik dan positif.

C. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi juga memainkan peran penting dalam membentuk akhlak seseorang. Tingginya tingkat kemiskinan dan kesulitan ekonomi yang dialami seseorang dapat mempengaruhi akhlak mereka. Dalam situasi seperti ini, seseorang mungkin merasa terdesak untuk melakukan tindakan tercela seperti membohongi orang lain atau mencuri demi memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Namun, faktor ekonomi bukanlah alasan yang diterima untuk melakukan tindakan tercela. Seorang harus berusaha mencari jalan yang baik dan benar dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, meskipun hal tersebut memerlukan usaha dan kerja keras. Dengan memperbaiki akhlak dan karakter, seseorang dapat membangun kepercayaan diri dan membuka peluang untuk mencapai keberhasilan ekonomi dalam jangka panjang.

D. Faktor Sosial

Faktor sosial juga memainkan peran besar dalam pembentukan akhlak seseorang. Budaya dan norma yang ada di masyarakat mempengaruhi tingkah laku dan akhlak individu. Kehidupan sosial yang kaya akan norma-norma dan budaya tertentu dapat mempengaruhi pembentukan akhlak baik dan buruk. Contohnya, jika seseorang hidup di lingkungan yang mempercayai tindakan curang sebagai cara untuk mencapai keberhasilan, maka ia mungkin akan terpengaruh dan melakukan hal yang sama. Begitu juga, jika seseorang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang memprioritaskan moral dan etika, mereka mungkin akan memiliki akhlak yang baik. Oleh karena itu, lingkungan sosial sangat mempengaruhi bagaimana seseorang memandang dan memahami akhlak.

 

Cara Memperbaiki Akhlak Tercela

Adapun cara menghindari akhlak tercela beserta contohnya sebagai berikut :

A. Introspeksi Diri

Introspeksi diri adalah suatu proses memahami dan mengevaluasi diri sendiri. Dalam hal ini, kita bisa melakukan introspeksi terhadap perilaku dan akhlak kita, baik yang positif maupun yang negatif. Melalui introspeksi diri, kita bisa memperbaiki akhlak tercela yang mungkin ada pada diri kita. Ini adalah langkah pertama yang harus dilakukan untuk memperbaiki akhlak, sebelum menilai dan mengkritik orang lain.

BACA JUGA:   Orang yang menulis konten untuk promosi sebuah produk disebut

Proses introspeksi diri bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan meditasi, journaling, atau berbicara dengan orang yang kita percayai. Kemudian, setelah kita memahami apa yang salah dalam perilaku dan akhlak kita, kita bisa mulai membuat rencana untuk memperbaiki dan menerapkan perilaku dan akhlak yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan melakukan introspeksi diri secara teratur, kita bisa terus berkembang dan memperbaiki diri, termasuk akhlak kita. Ini akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik dan membuat lingkungan sekitar kita menjadi lebih baik pula.

B. Menjauhi Lingkungan dan Kebiasaan yang Buruk

Lingkungan dan kebiasaan yang buruk dapat mempengaruhi perilaku dan akhlak seseorang. Oleh karena itu, untuk memperbaiki akhlak tercela, penting untuk menjauhi lingkungan dan kebiasaan yang buruk. Ini bisa melibatkan menjauhi teman-teman atau lingkungan yang mempengaruhi perilaku buruk, atau mengubah kebiasaan seperti menonton program televisi atau membaca buku yang tidak baik.

Menemukan lingkungan yang positif dan membangun kebiasaan yang baik adalah langkah penting untuk memperbaiki akhlak tercela. Ini bisa melibatkan bergabung dengan kelompok-kelompok yang memiliki nilai-nilai yang baik, atau mencari sumber-sumber inspirasi seperti buku atau komunitas online yang mempromosikan akhlak yang baik.

Ketika menjauhi lingkungan dan kebiasaan buruk dan membangun yang baik, penting untuk tidak merasa tertekan atau putus asa. Ini adalah proses berkelanjutan yang memerlukan kesabaran dan tekad, tetapi dengan usaha yang konsisten, seseorang dapat memperbaiki akhlak tercela dan menjadi pribadi yang lebih baik.

C. Belajar dan Mengamalkan Akhlak terpuji

Menjauhi akhlak tercela dan menganut akhlak terpuji membutuhkan komitmen dan usaha yang konsisten. Salah satu cara untuk memperbaiki akhlak adalah dengan mempelajari dan mengamalkan akhlak terpuji. Belajar akhlak terpuji dapat dilakukan melalui berbagai sumber, seperti membaca buku-buku motivasi dan self-help, mengikuti kelas-kelas kepribadian, atau bergabung dengan kelompok-kelompok diskusi yang berfokus pada perbaikan akhlak.

Pemahaman yang baik akan akhlak terpuji juga dapat dicapai melalui pengamalan, seperti mempraktikkan kebiasaan-kebiasaan positif seperti berbicara dengan baik, menolong orang lain, dan memaafkan. Ini bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan latihan dan kesabaran, setiap orang dapat memperbaiki akhlak dan menjadi pribadi yang lebih baik.

BACA JUGA:   Panjang tongkat pemukul bola kasti adalah

D. Berdoa dan Berusaha Kembali ke Jalan yang Benar

Berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah merupakan hal yang penting bagi setiap orang yang ingin memperbaiki akhlaknya. Doa membantu seseorang untuk memperkuat iman dan tekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Berdoa juga membantu seseorang untuk menerima petunjuk dan bimbingan Allah untuk memperbaiki akhlaknya.

Selain berdoa, seseorang juga harus berusaha keras untuk kembali ke jalan yang benar. Menjauhi kebiasaan dan lingkungan buruk, serta memperbanyak mempraktikkan akhlak terpuji merupakan hal-hal yang harus dilakukan. Dengan demikian, seseorang akan terus berkembang dan memperbaiki diri, sehingga akhlak tercelanya dapat terobati.

Jangan pernah menyerah untuk memperbaiki diri, karena setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Terus berdoa dan berusaha, dan Allah akan membantu Kalian untuk mencapai tujuan Kalian.

Kesimpulan

Kesimpulan dalam artikel ini menunjukkan bahwa akhlak tercela adalah tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Faktor-faktor seperti lingkungan, budaya, ekonomi, dan sosial mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya akhlak seseorang. Namun, setiap individu memiliki kemampuan untuk memperbaiki akhlak mereka melalui introspeksi diri, menjauhi lingkungan dan kebiasaan yang buruk, belajar dan mengamalkan akhlak terpuji, serta berdoa dan berusaha kembali ke jalan yang benar.

Dengan memahami dan memperbaiki akhlak, seseorang dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Oleh karena itu, penting untuk terus memperbaiki diri dan menjaga akhlak agar dapat hidup dalam harmoni dan diterima oleh masyarakat.

Referensi

Dalam pembuatan artikel ini, Kami menggunakan berbagai sumber yang terpercaya dan valid untuk memastikan bahwa informasi yang disajikan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikut adalah daftar referensi yang digunakan:

  1. Kitab Al-Qur’an
  2. Hadits Nabi Muhammad SAW
  3. Buku-buku akhlak Islam karya ulama terkenal
  4. Jurnal-jurnal ilmiah tentang akhlak dan pengaruh lingkungan dan kebudayaan terhadap akhlak
  5. Artikel-artikel dari media online yang terpercaya.

Referensi yang digunakan dalam penulisan artikel ini dapat menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran tambahan bagi pembaca. Kami sangat menganjurkan untuk memvalidasi informasi dan mencari sumber lain untuk memperkaya wawasan.

Saran untuk Pembaca tentang Akhlak tercela

Dalam menjalani hidup, akhlak tercela selalu menjadi hal yang harus diwaspadai dan dihindari. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap individu untuk senantiasa meningkatkan kualitas akhlak dan memperbaiki diri. Berikut adalah beberapa saran yang dapat dilakukan untuk menjaga dan memperbaiki akhlak:

  • Melakukan introspeksi diri secara teratur untuk mengetahui akhlak yang perlu diperbaiki dan memperbaikinya.
  • Menjauhi lingkungan dan kebiasaan yang buruk, seperti berbohong, curang, atau sombong.
  • Belajar dan mengamalkan akhlak terpuji seperti jujur, tulus, dan rendah hati.
  • Berdoa dan berusaha kembali ke jalan yang benar jika terjadi kesalahan dalam hal akhlak.
  • Mengikuti program pengembangan diri, kursus, atau pelatihan yang memfokuskan pada peningkatan akhlak.

Penting untuk dicatat bahwa perbaikan akhlak bukanlah hal yang bisa dicapai dalam waktu singkat. Namun, dengan kesabaran dan usaha yang konsisten, setiap individu dapat menjadi lebih baik dan memiliki akhlak yang terpuji.